Sabtu, 28 September 2013

Hubungan Seorang Anak Dan Ayahnya

“Ayah, ayahnya temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang agar nyamuk itu tdk menggigit anaknya. Apakah Ayah juga akan melakukan hal yang sama?”.
Sang Ayah tertawa “Tidak nak, ayah akan memasangkan kelambu agar nyamuk tidak dapat menggigit siapapun”.
“Oh iya, aku juga membaca tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Apakah Ayah akan melakukan hal yang sama?”, si anak kembali bertanya.
Dengan tegas Ayahnya menjawab “Ayah akan bekerja keras agar kita semua dapat makan kenyang.”
Sang anak tersenyum…dan berkata : “Terimakasih..Aku bisa selalu bersandar padamu Ayah..”
Sambil memeluk dan mengusap rambut sang anak, si Ayah berkata “Tidak Nak..!! Tapi ayah akan mengajarimu untuk berdiri kokoh diatas kakimu sendiri, agar kau tidak jatuh tersungkur ketika ayah harus pergi meninggalkanmu ‘suatu saat nanti’
Kiranya jadi berkat dan teladan buat kita semua
Suatu hari, seorang dosen Teologia memasuki sebuah kelas, meletakkan sebuah papan Target besar berbentuk lingkaran dan tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dengan banyak anak panah diatasnya, serta ada kertas dan perlengkapan untuk menggambar.
Saat itu, ia berkata kepada mahasiswa/i nya: “masing-masing ambillah selembar kertas dan alat gambar, lalu gambarlah wajah seseorang yang Anda tidak suka, orang yang selalu membuatmu marah.”
Ada yang mnggmbar wajah temannya, ada juga seorang mahasiswa menggambar wajah ayahnya, ada pula wajah rektor dan dosen-dosen yang tidak mereka sukai. Masing-masing mahasiswa sudah menyelesaikan gambarnya.
Secara bergilir mereka mulai menyematkan hasil gambar mereka ke papan Target, lalu mereka mulai melemparkan anak-anak panah pada gambar tersebut. Beberapa mahasiswa menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pada orang yang dibencinya. Tak berapa lama, sang dosen menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis.
Sang dosen menurunkan gambar dan juga papan Target dari tembok. Kini yang tampak adalah gambar YESUS yang ternyata berada dibalik papan Target. Keheningan memenuhi kelas ketika setiap mahasiswa memandang gambar Yesus tersebut. Gambar wajah dan mataNya penuh lubang, bahkan ada yang robek karena hujaman anak-anak panah tadi.
Sang dosen hanya berkata singkat, “Apa yang kamu lakukan terhadap sesamamu, kamu telah melakukannya terhadap Yesus.” Puluhan pasang mata mahasiswa menitikkan air mata. Mereka kini menyadari bahwa dengan membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.

Yoh 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi AKU, kamu akan menuruti segala perintah-KU”. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kaih kepada sesama, karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus, tetapi kita masih  membenci sesama kita. Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang, ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karena apa yang kita lakukan terhadap sesama, kita telah melakukannya terhadap YESUS.

Belajar Dari Nilai kehidupan

Seorang professor diundang untuk berbicara disebuah basis militer. Disana ia berjumpa dengan seorang yang tak mungkin ia lupakan, yaitu RALPH yang diberi tugas menjemputnya dibandara. Ketika berada dibandara Ralph sering menghilang, ada saja yang dilalukannya, ia membantu seorang wanita tua yang kopernya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dpt melihat sinterklas, ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Namun ia selalu kembali kesisi sang Professor dengan senyum lebar.
Waktu di dalam  mobil mereka ngobrol: “Dari mana anda belajar melakukan semuanya ini ? Tanya sang prof
“Melakukan apa? Tanya Raplh
“Dari mana anda belajar bersikap seperti ini ? Desak sang Prof
“Oh” kata Raplh” selama perang…saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal
Lalu ia bercerita sewaktu ditugaskan di Vietnam. Ia dan timnya bertugas membersihkan ladang ranjau dan harus menyaksikan satu persatu teman-teman nya tewas terkena ledakan ranjau.
“Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah” katanya.
Tegang disetiap langkah, Saya tidak tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir bagi saya.
yang sanggup saya lakukan takkala mengangkat kaki dengan aman, mensyukuri langkah sebelumnya
Saya kira sejak itulah, saya menjalani kehidupan seperti ini. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, Anugerah baru, dan kesempatan baru.
KEMULIAAN HIDUP, tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi org lain.
NILAI MANUSIA, tidak ditentukan bagaimana cara ia mati, tapi bagaimana cara ia hidup.
KEKAYAAN MANUSIA, bukan apa yang ia telah peroleh, tapi apa yang ia telah berikan pada sesama.
Selamat menikmati setiap langkah hidup anda……
Ingat!!! Setiap langkah adalah  ANUGERAH ..

Singkirkan Kuatirmu Dan Berdoalah

Filipi 4:6-7 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Mengapa kita harus berdoa?
Ada banyak hal yang bisa saya katakan sebagai tanggapan dari pertanyaan ini, tetapi ini adalah salah satu alasan penting mengapa kita harus berdoa.
Doa adalah cara di mana Allah membantu kita untuk mengatasi kecemasan dan kekhawatiran kita.
Kita semua tahu bahwa hidup ini penuh masalah. Kita semua bergumul dengan kekhawatiran tentang kesehatan kita, keselamatan diri kita, keluarga kita, keuangan, dll. Dalam kenyataan ini, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah, Berdoa!
Sering dikatakan, “Jika lutut Anda gemetar, berlututlah! Jadi, waktu berikutnya. Anda tiba-tiba dicengkeram oleh rasa khawatir, Anda dapat mengubahnya menjadi doa.”
Rasul Paulus mengingatkan kita, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)
Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan, “Berdoalah tentang segala hal… Jika Anda melakukan ini, masalah Anda akan hilang.”
Sebaliknya, dia mengatakan, “Jika Anda melakukan ini, Anda akan mengalami damai sejahtera Allah, yang jauh lebih indah daripada yang dapat dimengerti oleh pikiran manusia.”
Namun  ini tidak berarti bahwa Allah tidak dapat atau tidak akan menghapus masalah-masalah Anda, karena kadang-kadang Dia akan langsung melakukannya. Namun seringkali, Dia akan memberikan kita kekuatan-Nya dan kedamaian di tengah-tengah masalah.
Dengan kata lain, kita mampu meletakkan segala sesuatu ke dalam perspektif yang tepat.
Jika Anda memiliki “Tuhan yang besar”, dalam arti bahwa Anda melihat Tuhan sebagaimana benar-benar Dia sebagai Tuhan, maka Anda akan memiliki “masalah-masalah kecil”.
Sederhananya, jika Anda melihat masalah-masalah Anda besar, maka Anda melihat Tuhan Anda kecil.Jika Anda melihat Tuhan yang besar, maka Anda akan melihat masalah-masalah Anda adalah kecil.
Salah satu hal yang disampaikan berulang kali oleh Tuhan adalah pesan jangan khawatir dan serahkanlah segala kekhawatiran Anda pada Tuhan.
Seekor burung elang diudara melihat bangkai disebuah lembah di bawah. Ia terbang turun ke bangaki itu dan mulai melahapnya. Ia sangat asyik menikmati makanannya seakan-akan tidak mau melepaskannya lagi. Ketika akhirnya ia bersiap-siap untuk terbang naik ia tidak dapat bergerak,karena sayap-sayapnya telah membeku dan menjadi kaku,di atas tempat ia bertengger. Demikian pula dosa,mula-mula memikat,lalu menjerat,kemudian mematikan.
Utang-utang yang Lama
“Saya akan membayar tunai tahun ini,” kata Ibu Bandi kepada pemilik toko,dengan tersenyum puas.”Tetapi bagaimana dengan utang-utang Anda dahulu?” tanya pria itu. Ia mempunyai buku catatan utang wanita itu yang sudah panjang daftarnya. Pembaruan hidup memang dimulai dengan berpegang pada prinsip: sesuai dengan uang yang tersedia. Tetapi bagaimana dengan utang-utang yang lama?
Tidak ada separuh jalan
“Apakah Anda seorang Kristen?”tanya pendeta kepada orang yang ingin menjadi anggota gerejanya. “Belum sepenuhnya,baru separuh jalan,”jawab orang itu. Tetapi bagi Kristus tidak ada istilah separuh jalan. Anda harus “Sudah Diselamatkan”atau “Pasti Binasa” (1 Kor. 1:18)
Sepuluh menit lagi
Putra kaisar Perancis mempunyai kebiasaan suka menunda-nunda. Ketika masih kanak-kanak,ia minta ijin tidur sepuluh menit lagi. Kebiasaan ini semakin mendalam: sebagai seorang anak yang sedang asyik bermain,kemudian sebagai seorang prajurit. Di Zulu,Afrika,ketika harus memimpin suatu regu yang terdiri dari enam orang,ia pergi untuk memilih tempat berkemah. Salah seorang prajuritnya berkata,”Sudah saatnya untuk kembali Pak.” “Nanti,sepuluh menit lagi,” kata sang Pangeran. Sementara itu orang-orang Zuluh telah mengepung mereka,dan pangeran itu akhirnya mati terbunuh (Kis.24:25)
Dibawah bendera
Seorang warga inggris yang tinggal di Kuba,dijatuhi hukuman mati karena diduga keras telah melakukan pengkhianatan. Dengan ditutup matanya ia dituntun untuk ditembak mati. Konsul Inggris dan Amerika memprotes,karena orang itu dipandang tidak bersalah,tetapi sia-sia saja. Regu penembak sudah siap ketika kedua konsul tersebut turun dari kendaraan mereka. Keduanya bergegas menudungi seluruh orang terpidana itu dengan kedua bendera kebangsaan mereka,sambil berkata,”Tembaklah,kalau Berani,: demikianlah orang itu dilindungi kemudian dibebaskan.
       
Pada masa pemerintahan Raja Charles II dari inggris, tidak ada yang sifatnya seburuk pangeran dari Rochester. Ia meragukan Tuhan,walau orangnya tampan dan jenaka. Jhonson menggambarkan dia sebagai " Pemabuk, sensual (gemar memuaskan dorongan seksnya), tidak bermutu, tidak berguna, pada usia tiga puluh satu tahun sudah kehabisan tenaga seperti seorang kakek, dan keadaannya sudah sangat merosot serta rapuh, kejahatannya disembunyikan dibalik kefasikannya.

        Setelah kembali ke tempat kediamannya di Somereset, pendeta ibunya membacakan Yesaya 53 kepadanya. Mlelalui kata-kata agung ini, yang menggambarkan penderitaan Kristus-ia akhirnya bertobat. Fanshaw,seorang temannya yang juga seorang kafir, mendapati sang pangeran ini sedang berdoa dan ia segera lari meninggalkan tempat itu dengan sangat ketakutan. Kata-katanya yang terakhir ialah, " O, alangkah rindunya saya meninggalkan dunia ini dan tinggal bersama-sama dengan juru selamat saya.
Kata-kata ini tercantum sebagai tanda tangan seorang penulis artikel mengenai kefasikan dalam " The National Reformer " penulis itu sekretaris Charles Bradlaugh. Menjelang akhir hidupnya, ketika kefasikan mulai mengecewakan, ia dibawa kepada pengenalan akan injil dan bertobat. Ia memberikan kesaksian secara terbuka di Whitefield Church, Drury Lane, tentang kasih karunia Allah yang menyelematkan. Kemudian ia tinggal di Chelsea bertahun-bertahun lamanya sebagai orang Kristen yang sangat setia menjalani kehidupan Imannya.


·  Mendung diciptakan bukan untuk membuat langit menjadi gelap, tetapi ia hadir untuk memberi kabar gembira akan sejuknya air hujan yang akan turun. Luka bukan hanya semata untuk membuat kita tersiksa, tetapi ia ada agar kita sadar, bahwa kita hanyalah manusia biasa. Indahnya kehidupan bukan terletak dari banyaknya kesenangan, tetapi terletak pada syukur kita kepada Tuhan atas segala yang telah diberikanNya kepada kita.

·  Di setiap persoalan yang kita alami, Tuhan Yesus turut bekerja di dalamnya. Di setiap pergumulan, telah Dia rancangkan hari depan yang sejahtera dan penuh harapan. Dialah yang selalu kita andalkan dan nantikan, pertolonganNya bagi kita. Hanya Dia, Tuhan Yesus yang selamanya kita sembah.

·  Ada waktu untuk bersuka dan berduka. Ada waktu untuk berdiam. Ada pula waktu untuk berkata. Di saat yang kita alami, kadang tidak seperti yang kita inginkan. Tetapi di atas segalanya, kita tahu bahwa Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihiNya. Serahkan semua pergumulanmu kepada Tuhan, karena kalau Tuhan yang berkarya, semua akan menjadi indah pada waktunya.

·  TUHAN mau agar kita hidup seperti rumput. Walau di injak, di potong, dihancurkan, di bakar, namun muncul lagi, lebih hijau dan lebih kuat dari sebelumnya. 

·  Ketika kita tidak lagi bisa mengubah situasi yang ada, saatnya kita mengubah diri kita. Ubah pola pikir dan tindakan kita, jangan sekedar mengeluh dan menyalahkan situasi. Marilah kita berefleksi diri daripada mengeluh dan membuang energi. Tetap semangat.

·  Belajarlah. Tiada hari tanpa kasih. Selalu berlapang dada dan mengalah. Hidup ceria, bebas, leluasa. Tidak ada yang tidak bisa diikhlaskan. Tidak ada sakit hati yang tidak bisa dimaafkan. Tidak ada dendam yang tidak bisa terhapus. Jalani hidup ini dengan segala sifat positif yang kita miliki. Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh. Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung. Jika hati seindah bulan, hiasi dengan kasih sayang.

·  Ingalah pepatah yang mengatakan: Jika kamu tidak memiliki yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini. Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif. Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tidak terhitung, kedudukan dan jabatan yang luar biasa, namun…. Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tidak bisa di bawa pergi. Sehelai benang pun tidak bisa di miliki. Apalagi yang mau diperebutkan. Apalagi yang mau disombongkan. Maka jalanilah hidup ini dengan hati nurani. Jangan terlalu perhitungan dan jangan hanya mau menang sendiri. Jangan suka menyakiti sesama, apalagi terhadap mereka yang berjasa terhadap kita.

·  Yang indah hanya sementara. Yang abadi hanya kenangan. Yang ikhlas hanya hati. Yang tulus hanya dari sanubari. Tidak mudah mencari yang hilang. Tidak mudah mengejar impian. Namun yang lebih susah adalah mempertahankan yang ada, karena walaupun tergenggam bisa terlepas.

·  Di mata Tuhan, cinta tidak pernah usai. Di hati Tuhan, pengampunan selalu ada. Di pelukan Tuhan, ada damai dan sukacita yang abadi. Sebelum hari berakhir, datanglah ke hadapan Tuhan dalam doa yang penuh dengan ucapan syukur. Karena sungguh, Ia baik, Ia sangat baik.

·  Berdoa: membuat dirimu kuat. Murah hati: membuat dirimu diberkati. Gembira: membuat dirimu sehat. Sabar: membuat dirimu bijak. Lemah lembut: membuat dirimu dikagumi. Setia: membuat dirimu dicintai. Mengasihi: membuat dirimu mengerti arti kehidupan.

·  Orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan ketenangan, tetapi mereka di bentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata (Ibrani 11:23-29). Jangan menyerah sewaktu kita merasa seakan semua sulit untuk kita jalani, percayalah bahwa TUHAN akan memberikan kemampuan kepada kita untuk menjalaninya. Bersama Tuhan Yesus kita menjadi orang yang hebat, lebih dari pemenang.

·  Kasih adalah  buah yang tidak kenal musim, dapat di petik tiap orang kapan saja. Walau kasih tidak selalu di balas manis, tetapi jangan pernah berhenti berbuat kasih pada orang lain. Hiduplah dalam kasih, karena kasih itu indah, membawa damai, sukacita dan harapan tiap hari.

·  Janganlah iri hati karena keberhasilan orang lain, karena setiap orang memiliki jalan keberhasilan masing-masing.

·  Jangan menjadi palsu dengan meniru orang lain yang bukan diri kita yang sebenarnya. Kita adalah pribadi yang istimewa dan unik. Kita memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Banggalah menjadi diri sendiri.

·  Jika kita tahu bahwa mengeluh tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, untuk apa kita masih mengeluh? Mari jalani hidup ini dengan sebuah tindakan nyata dan bukan keluhan semata. Tindakan kita lebih bernilai daripada keluhan kita.

·  Sirami tanaman kita dan kita akan menuainya. Kembangkan potensi kita dan kita akan berhasil.

·  Apa yang keluar dari mulut kita dapat menjadi berkat dan motivasi, atau sebaliknya dapat menjadi sebuah malapetaka. Hati-hati dengan mulut kita.

·  Iri hati bisa timbul ketika kita kehilangan rasa syukur atas apa yang Tuhan berikan. Kasih menjadi luntur, berganti rasa tidak aman dan curiga. Jika kita mulai mengalaminya, waspadalah.

·  Di setiap langkah ada tujuan. Di setiap nafas ada kehidupan. Di setiap harapan ada kepastian. Di setiap doa ada jawaban

·  Tuhan menghadirkan benci agar kita tahu arti menyayangi. Tuhan menghadirkan duka agar kita tahu arti senyuman. Tuhan menghadirkan salah supaya kita tahu arti memaafkan. Tuhan menghadirkan kesendirian supaya kita tahu arti kebersamaan

·  Dari air kita belajar ketenangan. Dari batu kita belajar ketegaran. Dari tanah kita belajar kehidupan. Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri. Dari padi kita belajar rendah hati. Dari Tuhan kita belajar tentang kasih saying yang sempurna. Melihat ke atas: memperoleh semangat untuk maju. Melihat ke bawah: bersyukur atas semua yang ada. Melihat ke samping: semangat kebersamaan. Melihat ke belakang: sebagai pengalaman berharga. Melihat ke dalam: untuk introspeksi. Melihat ke depan: untuk menjadi lebih baik (Fil 4:8)

·  Tuhan tidak pernah menjanjikan hari-hari kita berlalu tanpa sakit, berhias tawa tanpa air mata, berselimut senang tanpa kesulitan, lautan tenang tanpa badai. Tetapi Dia menjanjikan kekuatan untuk mengarungi kehiduipan kita hari ke hari. Dan janji itu harus kita rengkuh. Tetaplah setia, jadilah pemenang.

·  Jadilah seperti awan yang berair, yang tidak berlalu di tiup angin. Dan tidak seperti pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah.

·  Tuhan tidak memandang siapa atau dari mana kita berasal. Dia mau supaya kita takut dan berpegang teguh pada kebenaranNya.

·  Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib membuktikan besar kasih setia Tuhan kepada semua orang yang menerimaNya, yang percaya dalam namaNya. Petrus berkata: “Aku telah mengerti bahwa Tuhan tidak pernah membedakan orang.” Yang menjadi perbedaan ialah takut akan Tuhan. Mari merenungkan firman dan mengintrospeksi diri.

·  Ada banyak hal yang tidak dapat kita lakukan, tetapi kita dapat melakukan hal-hal yang dapat kita lakukan. Mari kita mendorong diri kita untuk fokus kepada potensi diri kita daripada keterbatasan kita (Roma 12:4).

Copy from..

 http://www.katailmu.com/2012/11/mutiara-kristen-hari-ini.html#sthash.85ASm8OS.dpuf

H. Musgrave Read, selama dua puluh tahun terkenal sebagai seorang ateis, sosialis, dan menjadi sekretaris the Manchester Independent Labor Party ( Partai Buruh Bebas di Manchester ). Ia teman pribadi Bradlaugh, Blatchford, dan beberapa orang fasik lainnya. Selagi duduk dalam gerbong kereta api yang melintasi sungai Colorado, di tengah-tengah pemandangan yang sangat indah menakjubkan, ia akhirnya diyakinkan bahwa Allah ada dan tidak lama sesudah itu sifat-sifat Allah menjadi nyata kepadanya melalui Yoh 3:16. Setelah ia menyambut kasih Allah terhadap orang-orang berdosa, dan menerima Yesus anak Allah sebagai Juruselamatnya pribadi, ia diselamatkan. Kemudia ia menjadi pemberita Injil.
Seorang pemuda yang meragukan Allah dan berani menyatakan hal itu secara terus terang,suatu ketika berbincang-bincang dengan sekumpulan anak muda disudut jalan. Seorang lelaki tua berambut berjalan lewat sambil bertopang pada tongkatnya. Ia mengenali si pembicara, orang tua berkata, " Saya kenal Ibumu ". Ia tidak pernah mengajarmu yang begitu. Engkau berdosa terhadap hati nuranimu, dan menyangkali iman ibumu. Kata-kata ini bagaikan anak panah dari Allah yang menembus hati nurani pemuda itu. Ia tidak pernah lagi menyatakan bahwa ia tidak percaya. Allah telah menyelematkan dia. Ketika ia pertama kali memberikan kesaksian mengenai kasih karunia Allah yang menyelamatkan itu. orang tua tadi turut mendengarkan dengan penuh sukacita.

Sabtu, 29 Juni 2013

 “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;dihapanMu ada sukacita berlimpah-limpah,ditangan kananMu ada nikmat senantiasa”. (Mzm.16 :11)
                Orang saleh,umat Allah yang senantiasa taat kepada Tuhan,dengan menjalankan setiap perintahNya,dengan penyerahan sepenuh kepadaNya akan dibimbing ke jalan kehidupan. Persekutuan yang manis menghasilkan hidup penuh sukacita. Khusus yang dapat dimengerti dunia. Paulus berkata:”.....ibadah itu kalau disertai dengan rasa cukup(puas),memberi keuntungan yang besar” (I Tim.6:6). Tuntutan-tuntutan lain dalam beribadah merupakan sesuatu kekosongan dan tak ada artinya. Ibadah yang benar yaitu apabila kita hidup dalam persekutuan dengan Allah dengan sukacita. Hal ini dapat terjadi hanya apabila kita merasa sungguh puas berjalan dijalan yang benar.
                Dalam persekutuan dengan Allah yang penuh penyerahan mempunyai suatu tujuan. Sukacita yang dimaksud Allah bukan sukacita yang temporer ketika lagu yang istimewa dinyanyikan atau saat dimana kita diundang tampil maju kedepan Altar,ketika kita mendengar khotbah pembicara yang penuh urapan. Memang pengalaman-pengalaman ini berguna,tetapi ada hal yang lebih penting lagi. Pada akhirnya kita akan pergi kemana Tuhan akan pergi. Dan kita dijinkan ikut menjalankan tugas-tugas yang sangat menyenangkan bagi hati Tuhan. Bukan saja kita menjalankan tugas-tugas itu,tapi kita menikmatinya sebab kita berjalan bersama Tuhan. Inilah sesuatu yang sangat berarti,hidup yang menyenangkan dan sangat berguna.
                Dalam hidup baru penuh dengan penyerahan ini,kita bersukacita mengalami perjalan yang panjang. Kita tak bersungut-sungut dan menggeretu atas latihan atau ujian-ujian yang diberikan kepada kita. Dan kita tak merasa pahit dan getir atas pelajaran-pelajaran yang penuh dengan rintangan dimana Pemimpin yang kita cinta memimpin kita melaluinya. Dan didikannya sekarang menjadi kesukaan kita. Kita akan merasa gembira atas pembentukan karakter rohani kita dengan jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya kepada kita. Dan hidup ini menjadi lebih indah seperti yang belum pernah kita alami sebelumnya.
“dan bergembirahlah karena TUHAN;maka ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”. Maz.37:4
“Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau....” Maz 23:2a
                Gembala yang baik berkata :”Aku datang,supaya mereka mempunyai hidup,dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”(Yoh.10:10b). Sebab itu Dia sangat memperhatikan domba-dombaNya dan ingin domba-domba berbaring dengan tenang. Tapi adalah mustahil domba-domba dapat dibaringkan apabila beberapa syarat dibawah ini tak terpenuhi. Domba-domba hanya dapat berbaring dengan tenang apabila mereka,
1.       Bebas dari serangan-serangan dari luar;
2.       Bebas dari perkelahian atau serangan antar mereka sendiri;
3.       Bebas dari gangguan serangga,lalat,nyamuk dan sejenisnya;
4.       Bebas dari rasa lapar.
Hanya gembalanyalah yang dapat membebaskan domba-dombanya dari segala kecemasan ini. Hanya dia yang sanggup membuat mereka berbaring,beristirahat,santai,berpua diri,tenang dan kenyang. Domba-domba bagaimanapun jinaknya,dari sifatnya mudah panik dan ketakutan,walaupun hanya mendengar suara keras dari bintang kecil lainnya yang berlari dibelakang mereka. Dalam kepanikan itu,apabila gembala mereka datang dekat mereka,ketenangan akan segera terjadi. Mereka kembali berbaring tenang. Demikian pula dalam kehidupan orang Kristen kehadiran Kristus dalam hidup mereka dapat menenangkan kepanikan yang terjadi karena adanya badai pencobaan.
        Dalam kehidupan binatang,terbentuk satu gerombolan yang dikepalai oleh seekor yang dianggap kuat. Tugas gembala adalah mencegah adanya perkelahian dan persaingan antar mereka. Apabila selalu berada dalam keadaan permusuhan,mereka tak dapat berbaring dengan tenang. Umat Kristen pun sama dengan domba-domba ini. Kita memerlukan Kristus sebagai gembala sehingga kehadiranNya dalam setiap kehidupan umat Kristen,maka berbagai denominasi tak perlu lagi berebut kekuasaan. Kita memerlukan Roh Kudus untuk memimpin dan menehrangi hati kita agar kita hidup tenang sehingga mampu berkonsentrasi bagaimana caranya mengalahkan kuasa-kuasa gelap yang sedang merajalela ingin  membelenggu kemerdekaan kehidupan rohani kita.
        Kita harus percaya akan bimbinganNya,karena Alkitab berkata:”Tuhan itu baik dan benar;sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang-orang yang sesat”.(Maz.25:8)
“Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum,dan ia mengajarkan jalanNya kepada orang-orang yang rendah hati”.Maz.25:9.
(Kej.3:1-24)
            Adam dan hawa adalah manusia yang pertama Tuhan ciptakan di dunia. Allah menciptakan manusia dengan luar biasa,Alkitab mencatat serupa dan segambar dengan Allah. Ini berarti kita adalh mahluk yang paling sempurna dimata Alalh dari karya-karya Allah yang lainnya,tetapi manusia selalu tidak sadar akan hal tersebut,mengabaikan hidupnya dan tak pernah bersyukur.
                Adam dan Hawa pun adalah manusia pertama pun yang memberontak terhadap Allah. Mereka melanggar perintah Allah,tak mau mengikutinya. Allah sangat kecewa dengan mereka,tetapi sekali lagi manusia adalah mahluk yang paling berharga dari segala karya-karya Allah yang lainnya. Ketika adam dan hawa memakn buah yang dilarang Tuhan kepada mereka,disitu nampak bahwa benar-benar kasih Allah selalu ada kepada manusia,karena Allah telah mengatakan kepada mereka”saat dimana kamu memakan bauh tersebut,pastilah engkau mati”. Pertanyaan bagi kita,apakah ketika adam dan hawa memakan buah tersebut mereka mati?? Alkitab tak berkata mungkin engkau mati,tetapi alkitab menulis pasti mereka mati.
                Tak diragukan lagi bahwa Allah sendiri melanggar kata-kataNya,karena Ia tahu bahwa Ia sangat menyayangi manusia,tak peduli apapun itu. Allah kecewa dengan semua itu dan mengusir mereka dari taman Eden,tetapi nyata lagi kasih Allah kepada manusia,Allah membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang dan mengenakkanNya kepada mereka. Ini membuktikan bahwa benar-benar kasih Allah nyata bagi manusia. Marilah kita sadar bahwa kita benar-benar berharga dimataNya,mungkin kita merasa bahwa hidup kita sudah tidak berharga,sadarlah anda sangat berharga dimata Tuhan.
                Mungkin anda merasa dosa anda terlalu besar dimata Tuhan,itu bukan jaminan bahwa Allah akan pergi dari hidup anda,anda hanya perlu mendekatkan diri kepada-Nya,dan tangan-Nya yang suci itu akan membersihkan hidup anda dari dosa-dosa anda,dan anda akan memakai pakaian yang disediakan Allah kepada anda,seperti pada saat Allah memakaikan baju kepada adam dan hawa ketika mereka sudah mau pergi dari taman Eden.
            (Kel.3:1-22)
Musa adalah bayi yang selamat dari kejahatan raja Mesir pada saat itu,yang mana setiap anak laki-laki perempuan ibrani harus dibunuh. Musa selamat dari kejahatan itu,ia diangkat Putri Firaun dari sungai nil,dan menjadikan musa anak angkatnya. Pada zaman itu bangsa israel sangat ditindas dari bangsa mesir,tetapi mereka semakin ditindas mereka semakin banyak,hal ini menjadi kekhawatiran dalam hati raja mesir pada saat itu. Musapun dirawat oleh Putri Firaun dan ia tumbuh dewasa dalam kerajaan.
 Suatu ketika ia melihat orang mesir dan orang israel berkelahi,iapun membantu orang israel dan membunuh orang mesir,kejadian ini pun sampai ketelingan firaun,dan musa pun lari ketanah midian. Musa menetap lama ditanah midian dan mempunyai anak,suatu ketika ia sedang menggembalakn kambing dombanya ke Gunung Herob,lalu malaikat Tuhan datang kepadanya dalam nyala api,ia takjub melihat hal tersebut karena semak tersebut tidak terbakar. Tuhan berfirman kepadanya agar ia menyelamatkan bangsanya yang ada ditanah mesir ke tanah yang telah dijanjikan Allah dari keturunan Abraham,musa berkata “siapakah aku ini Tuhan”..
                Kebenaran firman Allah mengajarkan satu hal,bahwa ketika Tuhan telah memilih kita melakukan sesuatu kepada-Nya,ia yang akan bertanggung jawab penuh atas hidu kita. Banyak orang kristen zaman sekarang,ketika diberikan tanggung jawab selalu berkata aku tak bisa,ketika kita menolak tanggung jawab apapun itu,dab berkata tidak bisa yakinlah bahwa seumur hidup anda,anda tidak akn pernah bisa,dan tidak akan ada satu tanggung jawab pun yang akan anda dapatkan. Jangan pernah melihat bahwa diri anda tidak bisa,tapi lihatlah bahwa anda punya Allah yang bisa melakukan segalanya. Terkadang manusia hanya fokus terhadap dirinya sehingga lupa bahwa ia punya Allah yang luar biasa.
                Anda tak perlu khwatir karena Allah kita sanggup mengerjakan perkara-perkara yang luar biasa. Ketika ada tanggung jawab yang datang kepada anda,Jangan Lari,terimalah tanggung jawab tersebut dengan senang hati,sekalipun anda tahu bahwa anda tak bisa melakukannya. Jangan berfokus terhadap kemampuan anda,fokuskanlah diri anda terhadap kemampuan Tuhan,karena ia bisa melakukan segalanya. Katakanlah kepada Tuhan “Bapa inilah yang saya dapat lakukan,biarlah selebihnya Engkau yang mengerjakan”,percaya bahwa saat itu kuasa Allah akan nyata dalam hidup anda,anda hanya kurang Mencari-Nya & Berharap kepada-Nya.

“Tuhan adalah gembalaku,takkan kekurangan aku”........ Mazmur 23:1
                Setip kali kita membaca Mazmur Daud “Gembala yang baik” setiap kali pula kita merasakan betapa kasih dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk lebih mendalami apa yang dimaksudkan daud,mari kita pelajari ayat demi ayat.
                Daud sendiri adalah seorang gembala melalui pengalaman pribadi dia dapat berbicara banyak soal gembala. Daud berkata :”Tuhan adalah Gembalaku”,ditujukan kepada Allah Jehovah,Allah Israel. Dan perkataan ini diteguhkan dengan perkataan Tuhan Yesus ketika Ia berada di bumi bersama umat manusia. Dia berkata “Akulah Gembala yang baik,dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”..... Yoh.10:14
Daud dalam Mazmurnya,tak berbicara tentang dirinya sebagai gembala,tapi sebagai “Domba” yang sangat membanggakan,memuji dan mengandalkan “Gembalanya”. Dia secara harafiah berkatadengan bangganya :”Inilah gembalaku-milikku-pemimpinku-rajaku-dialah Tuhan”. Karena Daud juga gembala,maka dia dapat mengatakan pengalaman pribadinya,bahwa kehidupan domba-domba sangat tergantung pada macam gembala apa yang memilikinya. Dalam tangan gembala tertentu domba-domba harus berjuang sendiri untuk mendapatkan makanan,mempertahankan hidupnya dan mengalami penderitaan setiap hari tanpa berakhir. Sebaliknya dalam pemeliharaan gembala lain,domba-domba dipuaskan dan digembalakan secara sangat memuaskan.
                Dibawah pemeliharaan “Gembala yang baik”,Daud berkata:”takkan kekurangan aku”(Maz.23:1b) . Orang Kristen yang tulus dan rendah hati dapat berkata :”Tuhan adalah gembalaku,takkan kekurangan aku”. Sebab Dialah gembala,yang dapat menyelesaikan masalah bagi domba-dombaNya. Gembala yang baik ini telah menyediakan domba-dombaNya padang rumput yang terbaik,air yang jernih. Dia tidak menyayangkan diriNya dirinya sendiri untuk menyediakan tempat berteduh bagi domba-dombanya dari taufan dan serangan musuh yang ganas. Dia menghindarkan domba-dombaNya dari berbagai wabah yang membahayakan,sehingga mereka selamat semua.
                Oleh karena itu Tuhan Yesus berkata:”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya”. Yoh.10:11