Sabtu, 28 September 2013

Seekor burung elang diudara melihat bangkai disebuah lembah di bawah. Ia terbang turun ke bangaki itu dan mulai melahapnya. Ia sangat asyik menikmati makanannya seakan-akan tidak mau melepaskannya lagi. Ketika akhirnya ia bersiap-siap untuk terbang naik ia tidak dapat bergerak,karena sayap-sayapnya telah membeku dan menjadi kaku,di atas tempat ia bertengger. Demikian pula dosa,mula-mula memikat,lalu menjerat,kemudian mematikan.
Utang-utang yang Lama
“Saya akan membayar tunai tahun ini,” kata Ibu Bandi kepada pemilik toko,dengan tersenyum puas.”Tetapi bagaimana dengan utang-utang Anda dahulu?” tanya pria itu. Ia mempunyai buku catatan utang wanita itu yang sudah panjang daftarnya. Pembaruan hidup memang dimulai dengan berpegang pada prinsip: sesuai dengan uang yang tersedia. Tetapi bagaimana dengan utang-utang yang lama?
Tidak ada separuh jalan
“Apakah Anda seorang Kristen?”tanya pendeta kepada orang yang ingin menjadi anggota gerejanya. “Belum sepenuhnya,baru separuh jalan,”jawab orang itu. Tetapi bagi Kristus tidak ada istilah separuh jalan. Anda harus “Sudah Diselamatkan”atau “Pasti Binasa” (1 Kor. 1:18)
Sepuluh menit lagi
Putra kaisar Perancis mempunyai kebiasaan suka menunda-nunda. Ketika masih kanak-kanak,ia minta ijin tidur sepuluh menit lagi. Kebiasaan ini semakin mendalam: sebagai seorang anak yang sedang asyik bermain,kemudian sebagai seorang prajurit. Di Zulu,Afrika,ketika harus memimpin suatu regu yang terdiri dari enam orang,ia pergi untuk memilih tempat berkemah. Salah seorang prajuritnya berkata,”Sudah saatnya untuk kembali Pak.” “Nanti,sepuluh menit lagi,” kata sang Pangeran. Sementara itu orang-orang Zuluh telah mengepung mereka,dan pangeran itu akhirnya mati terbunuh (Kis.24:25)
Dibawah bendera
Seorang warga inggris yang tinggal di Kuba,dijatuhi hukuman mati karena diduga keras telah melakukan pengkhianatan. Dengan ditutup matanya ia dituntun untuk ditembak mati. Konsul Inggris dan Amerika memprotes,karena orang itu dipandang tidak bersalah,tetapi sia-sia saja. Regu penembak sudah siap ketika kedua konsul tersebut turun dari kendaraan mereka. Keduanya bergegas menudungi seluruh orang terpidana itu dengan kedua bendera kebangsaan mereka,sambil berkata,”Tembaklah,kalau Berani,: demikianlah orang itu dilindungi kemudian dibebaskan.

0 komentar :

Posting Komentar